Kasus glaukoma pada anak jarang terjadi dan dapat menyebabkan kondisi kebutaan yang ditandai oleh peningkatan tekanan intraokular (TIO) dan berhubungan dengan kerusakan pada anatomis mata akibat berbagai kondisi. Glaukoma anak memiliki kondisi klinis bervariasi berdasarkan onset usia saat terjadi. Peningkatan TIO dapat menyebabkan kelainan mata lainnya, bukan hanya mengakibatkan kerusakan pada saraf optik. Glaukoma pada pasien anak adalah kelompok penyakit yang disebabkan faktor primer yaitu kelainan kongenital dari faktor anatomis aliran akuos humor atau faktor sekunder yaitu kelainan struktur lain pada mata yang meningkatkan tekanan intra okular dan kerusakan saraf optik. Glaukoma yang terjadi dapat berupa sudut terbuka maupun sudut tertutup. Glaukoma sudut tertutup terjadi karena sinekia posterior yang membentuk blok pupil. Glaukoma sudut terbuka dapat terjadi dikarenakan obstruksi aliran humor akuous pada trabekula. Tujuan terapi baik itu medikamentosa dan tindakan pembedahan adalah untuk memberikan kualitas hidup yang baik pada pasien glaukoma anak dengan mempertahankan tajam penglihatan yang baik jika memungkinkan. Tindakan pembedahan dapat berupa goniotomi, trabekulotomi, trabekulotomi-trabekulektomi, trabekulektomi, implantasi glaucoma drainage devices (GDD) dan transscleral cyclo photocoagulation (TSCPC). Koreksi terhadap keadaan ametropia dan terapi ambliopia juga diperlukan untuk memaksimalkan fungsi penglihatan. Pemantauan jangka panjang setelah tindakan pembedahan pada anak dengan glaukoma sangat penting. Rekurensi dapat terjadi beberapa tahun setelah tindakan dengan peningkatan TIO dan penurunan visus. Laporan kasus ini membahas tentang tatalaksana pada pasien dengan glaukoma anak.