Diabetes pertama dikemukan oleh Aretaeus dari Kapadokia. Istilah tersebut berasal dari kata Yunani yaitu diabainein yang berarti berjalan atau berdiri dengan kaki terbelah. Dikatakan pada waktu itu penderita diabetes sering berdiri dengan kaki terbelah, hal ini dimaksudkan pembuangan urine berlebihan yang merupakan salah satu gejala diabetes. Kata mellitus dibelakangnya yang berasal dari bahasa latin yang berarti madu yang dalam referensi berarti rasa manis dari urine.
Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan karbohidrat dengan baik dalam makanan karena pankreas tidak mampu menghasilkan cukup insulin, atau insulin yang dihasilkan tidak efektif, atau kombinasi keduanya sehingga berdampak kenaikan kadar glukosa dalam darah. Diabetes merupakan masalah kesehatan dunia. Menurut dara WHO tahun 2018 Indonesia menduduki peringkat ke 4 setelah India, China, dan Amerika. Diperkirakan jumlah penderita diabetes di Indonesia akan meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030.
Tanda-tanda gejala klasik dari diabetes yang tidak diobati adalah hilangnya berat badan, poliuria (sering berkemih), polidipsia (mudah haus), dan poliphagia (mudah lapar). Gejala-gejala tersebut dapat berkembang sangat cepat (beberapa minggu atau bulan saja) terutama pada diabetes type 1, sementara pada diabetes type 2 biasanya berkembang jauh lebih lambat dan mungkin tanpa gejala sama sekali atau tidak jelas.Beberapa tanda dan gejala lainnya yang dapat menunjukkan adanya diabetes, meskipun hal ini tidak spesifik untuk diabetes, seperti pandangan yang kabur, mudah lelah, penyembuhan luka yang lambat, dan gatal-gatal.
Jenis diabetes melitus
Insulin adalah hormon yang membantu glukosa (gula) dari pencernaan karbohidrat dalam makanan, pindah ke sel-sel tubuh di mana ia digunakan untuk energi. Ketika insulin tidak ada atau tidak efektif, glukosa menumpuk di dalam darah. Insulin seperti halnya kunci, yang membuka pintu sel-sel tubuh. Setelah pintu tidak terkunci, glukosa dapat masuk ke mana ia digunakan sebagai bahan bakar untuk energi sehingga kita dapat bekerja, bermain, dan pada umumnya menjalani kehidupan kita.
Jika tidak ada insulin dalam tubuh, seperti pada diabetes Tipe 1, maka tidak ada kunci untuk membuka kunci pintu dan glukosa tetap berada dalam darah. Ketika tidak ada cukup insulin, pintu sel hanya dibuka sebagian, atau ketika ada banyak insulin tetapi kunci tidak berfungsi dengan baik (kadang-kadang disebut sebagai resistensi insulin), hal ini disebut diabetes tipe 2.
Komplikasi diabetes pada mata Kadar glukosa darah tinggi berkontribusi terhadap komplikasi diabetes jangka panjang karena merusak pembuluh darah kecil dan besar. Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan dinding bagian dalam pembuluh darah menebal. Selama periode waktu tertentu, pembuluh-pembuluh kecil di ginjal, saraf, pembuluh-pembuluh jantung, kepala, lengan, dan mata, dapat menjadi sangat rusak sehingga oksigen dan nutrisi lain tidak dapat mencapai daerah-daerah yang membutuhkan sehingga mengakibatkan penyakit seperti stroke, serangan jantung dan lain sebagainya.
Diabetes dapat bepengaruh pada mata melalui beberapa cara:
a) Kondisi mata paling serius yang terkait dengan diabetes yaitu berdampak pada kerusakan jaringan pembuluh darah yang memasok retina. Kondisi ini disebut retinopati diabetik. Pada retinopati, pembuluh darah tersumbat, maka percabangan pembuluh-pembuluh darah baru akan terbentuk. Namun sayangnya pembuluh darah ini rapuh sehingga mudah pecah. Darah yang keluar dari pembuluh darah yang pecah dapat menghambat penglihatan. Kemudian selanjutnya dapat terbentuk jaringan parut (seperti bekas luka) pada retina. Jaringan parut pada retina ini selanjutnya dapat mengeriput dan menarik lapisan retina hingga terlepas dari tempatnya.
b) Edema makula diabetik adalah suatu kondisi yang dihasilkan oleh retinopati. Makulopati merupakan kerusakan yang terjadi pada makula yang posisinya terletak di belakang mata. Makula punya fungsi untuk memberikan Anda kemampuan melihat secara sentral (misal untuk membaca atau mengemudi). Bentuk umum dari makulopati diabetik adalah edema makula. Ini terjadi ketika cairan menumpuk di makula. Ketika terjadi retinopati, pembuluh darah kapiler tidak dapat berfungsi dengan baik dalam mengatur sirkulasi cairan dan senyawa di dalamnya. Aliran yang tidak lancar ini bisa membuat cairan terbendung pada makula sehingga makula membengkak. Pembengkakan ini tidak terlalu memengaruhi penglihatan awal-awalnya, sehingga banyak diabetesi yang tidak menyadari ini terjadi. Sampai akhirnya pembengkakan makula ini membuat penglihatan sentral Anda berkurang
c) Penyakit katarak terjadi akibat perubahan struktur pada lensa mata sehingga menjadi keruh atau buram seperti berawan. Kebanyakan penyebab mata katarak diakibatkan oleh proses penuaan.
Pada diabetes terjadi perubahan kadar gula darah yang tidak biasa yang dapat memengaruhi lensa (penumpukan sorbitol pada lensa mata). Pada jangka panjang pada lensa mata dapat terjadi katarak.
d) Penderita diabetes juga lebih mungkin mengidap jenis glaukoma yang lebih spesifik, yang disebut neovascular glaukoma. Pembuluh darah baru yang tumbuh akibat glaukoma muncul di iris, bagian berwarna dari mata.
Pembuluh darah ini menghalangi aliran cairan mata sehingga meningkatkan tekanan mata. Semakin lama Anda mengidap diabetes, semakin besar risiko terkena komplikasi mata ini terjadi. Risiko juga meningkat ketika Anda bertambah tua.
Bagaimana mengobati diabetes?
Meskipun diabetes belum dapat disembuhkan, diabetes dapat dikelola dengan sangat baik. Tujuan dari pengobatan diabetes adalah untuk menjaga kadar glukosa darah sedekat mungkin dengan normal. Pada diabetes tipe 1 membutuhkan suntikan insulin dan juga harus makan secara sehat, dengan takaran yang tepat. Selain itu, dianjurkan untuk tetap melakukan aktivitas fisik teratur. Penderita Diabetes tipe 2 perlu makan makanan sehat yang mengandung keseimbangan makanan yang tepat dan melakukan aktivitas fisik secara teratur. Jika terdapat kelebihan berat badan, Anda perlu menurunkan berat badan, apabila dengan pengaturan pola makan dan olahraga teratur tidak cukup untuk menjaga kadar glukosa darah mencapai normal, mungkin perlu ditambahkan dengan obat-obatan.
Terdapat beberapa jenis obat tablet untuk penderita Diabetes tipe 2. Beberapa jenis obat membantu menghasilkan lebih banyak insulin. Obat lain yaitu untuk membantu tubuh untuk memanfaatkan insulin yang dihasilkan dengan lebih baik. Jenis tablet lain memperlambat kecepatan tubuh menyerap glukosa dari usus. Dokter akan memutuskan jenis obat mana yang paling cocok untuk Anda dan mungkin meresepkan lebih dari satu jenis. Dokter Anda akan memberi tahu Anda semua tentang tablet, kapan harus meminumnya, dan bagaimana memantau kadar glukosa darah Anda.
Pada kondisi tertentu, mungkin beberapa jenis tablet mungkin tidak cukup untuk menjaga kadar glukosa darah Anda menjadi normal dan dokter mungkin menyarankan Anda untuk menggunakan pengobatan insulin.
oleh : dr Teguh Tri Wardana, Sp.PD – PMN RS Mata Cicendo