+62 22 4231280  +62811 2001 005

Pentingnya Tajam Penglihatan

Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Proses melihat yang terjadi dari mata hingga akhirnya diterima sebagai objek di otak merupakan suatu proses yang kompleks dan masih belum dipahami dengan baik. Terdapat beberapa cara untuk dapat menguji dan mengukur fungsi penglihatan seseorang. Beberapa contoh cara pengujian ini berupa pemeriksaan tajam penglihatan, sensitivitas kontras, lapang pandang, penglihatan warna, dan stereoskopis. Pemeriksaan yang paling penting dan paling awal untuk menentukan fungsi penglihatan seseorang adalah pengukuran tajam penglihatan. Pengukuran terhadap tajam penglihatan ini sering dilakukan di praktik klinis sehari-hari karena pelaksanaannya yang jauh lebih praktis jika dibandingkan dengan pemeriksaan fungsi penglihatan yang lain.

 

Tajam penglihatan dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor optikal yang mempengaruhi kualitas cahaya yang mencapai retina, dan faktor fisiologis yang menentukan sensitivitas fotoreseptor dan proses di jaras penglihatan.


Kedua faktor ini menghasilkan tajam penglihatan sebagai salah satu kunci penting untuk melihat apakah ada integritas antara sistem optikal dan status fisiologis mata seseorang dalam jaras penglihatan.


Tajam penglihatan merupakan kemampuan seseorang untuk dapat melihat objek sekecil mungkin dalam keadaan tanpa akomodasi. Tajam penglihatan ini mengukur kemampuan mata untuk dapat membedakan dua stimulus visual yang terpisahkan oleh suatu ruang. Hubungan antara besar stimulus yang diberikan dengan bagaimana reaksi mata terhadap stimulus tersebut dapat digambarkan dengan baik melalui tajam penglihatan. Semakin baik tajam penglihatan seseorang, maka semakin rendah ambang batas mata seseorang untuk dapat mendeteksi stimulus yang diberikan tersebut.


Tajam penglihatan digunakan sebagai parameter kemampuan mata seseorang untuk membedakan dua stimulus visual yang terpisahkan oleh suatu ruang.Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan berdasarkan berapa besar ukuran stimulus yang berasal dari sudut objek yang jatuh di titik nodus mata. Sudut visual terkecil yang dapat dilihat oleh mata ini disebut sebagai minimum angle of resolution (MAR). Sudut ini ditentukan oleh kepadatan jumlah fotoreseptor di fovea.


Tajam penglihatan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor optikal faktor fisiologis, dan point spread function. Limitasi pada tajam penglihatan dipengaruhi oleh salah satu faktor tersebut atau kombinasi ketiganya. Gangguan pada salah satu faktor pengaruh ini mempunyai kekuatan yang sama dalam menciptakan tajam penglihatan yang buruk. Gabungan ketiga faktor ini akan membentuk tajam penglihatan yang baik.


Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tajam penglihatan seseorang. Pengetahuan terhadap tajam penglihatan dapat memberikan informasi awal tentang kualitas fungsi penglihatan seseorang. Pencarian terhadap etiologi penurunan tajam penglihatan perlu dilakukan secara baik dan optimal untuk mencegah penurunan fungsi penglihatan lebih lanjut yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Skalicky SE. Ocular and Visual Physiology Clinical Application. Edisi ke-1. Sydney: Springer Science; 2016. Hal 273-81.

2. Leonard AL, Siv FE, James VH, Samuel MW, Albert A, Paul LK. Adler’s Physiology of the Eye. Edinburgh: Elsevier; 2011. Bab 33. Hal 627-45.

3. Benjamin WJ. Borish’s Clinical Refraction. Edisi ke-2. Missouri: Butterworth Heinemann Elsevier; 2006. Hal 217-44.

4. Rogers K. The Eye: The Physiology of Human Perception. New York: Britannica Educational Publishing; 2011. Hal 88-94.

5. Forrester JV, Dick AD, McMenamin PG, Roberts F, Pearlman E. The Eye: Basic Sciences in Practice. Edisi ke-4. Edinburgh: Elsevier Limited; 2016.Hal 279-80.

6. Jackson AJ, Wolffhson James. Low Vision Manual. Philadelphia: Butterworth Heinemann Elsevier; 2007. Hal 129-45.

7. American Academy of Ophthalmology. Basic and Clinical Science Course 2016-2017, Section 3, Clinical Optics. San Fransisco: American Academy of Ophthalmology; 2016.

8. Bhootra AK. Clinical Refraction Guide. New Delhi: Jaypee Brother Medical Publishers; 2014. Hal 20-2.

9. Mukherjee PK. Manual of Optics and Refraction. New Delhi: Jaypee Brother Medical Publishers; 2015. Hal 134,40.

10. Duke Elder S. The Practice of Refraction. Edisi ke-8. London: J & A Churchill Ltd; 2007. Hal 185-89.

11. Brown B. The Low Vision Handbook for Eyecare Professionals. Edisi ke-2. New Jersey: Slack Incorporated; 2007. Hal 82-3.

12. Dowling JE. Vision How It Works and What Can Go Wrong. London: The MIT Press; 2016. Hal 16,32.

13. Baron WS. Visual Acuity as a Function of Exposure Duration. Journal of the Optical Society of America 2014. Vol 63, 212-19.

 

Visi dan Misi

Visi dan Misi Tahun 2020 - Tahun 2024

Visi

To Be Excellence Eye Care 

Misi

Eye Care for Everyone Seeing Better World 

• Eye care:
Memberikan pelayanan kesehatan mata
• For everyone:
Pelayanan yang tidak diskriminatif, kepada seluruh warga masyarakat
Seeing Better world:
Melihat dunia dengan lebih baik

Visitor

Today1820
Yesterday2079
This week3899
This month39525
Total1233272

Who Is Online

8
Online

Instalasi SIMRS 2022 © Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo. All Rights Reserved.